TINJAUAN PUSTAKA
MINYAK ATSIRI YANG MEMILIKI
AKTIVITAS ANTI NYAMUK
Sarah Siti Maryam (21101075), pembimbing Lia Marliani,. M.Si., Apt
ABSTRAK
Kata kunci : minyak atsiri, tanaman aktivitas anti nyamuk,
ABSTRAK
Diseases which
caused
by mosquitoes is increasing from year to year. Indonesia is a tropical
country which is good
for the growth of mosquitoes. Disease which transmitted by Aedes aegypti
and Culex mosquitoes,
such as malaria, dengue
fever is increasing. Therefore,
to prevent further transmission
should be prevented from the source of diseases which mosquitoes as vectors.
Many essential oil that have larvae activity are citrus
oil (Citrus sinensis)
(LC50 85.93 ppm),
citronella oil (Cymbopogon
nardus) (LC50 422.30
ppm), lemon grass oil (Cymbopogon citratus) (LC50
321.92 ppm ),
betle oil (Piper
betle Linn) (LC50
309.03%) and cinnamon oil (Cinnamomum burmanii
Bl) (76.38% -
91.83%). Essential oil by the repellent activity are
lemon balm oil (Melissa officinalis) (92.67%), lemon
oil (Citrus limon) (92.70%), basil oil (Ocimum citriodorum) (63.9%), rosemary oil (Rosmarinus
officinalis) (91.63%), cedar oil (Cendrus deodera)
(0.5% -10%), rose
oil (Rosa damascena) (6.25% -25%), lavender
oil (Lavandula officinalis) (97 , 16%), and basil
oil (Ocmum basilicum),
Key word : Essential oil, plant mosquito repellent activity
PENDAHULUAN
Negara
tropis dalam beberapa hal memiliki keuntungan, karena sinar matahari yang dapat
kita nikmati sepanjang hari dan hutan hujan tropis yang kaya akan flora fauna,
namun iklim yang hangat ini juga menjadi masalah tersendiri karena menjadi endemik
penyakit tertentu.
Kejadian
penyakit yang disebarkan oleh nyamuk semakin meningkat, termasuk di Indonesia
yang mempunyai iklim tropis, karena daerah beriklim tropis merupakan tempat
yang cocok untuk nyamuk berkembang-biak. Nyamuk dapat menjadi vector dari
beberapa jenis penyakit berbahaya bahkan mematikan diantaranya adalah Filariasis (elephantiasis) yang disebabkan oleh cacing Wucherereria barnchofti atau Wuchereria
malayi yang larvanya ditularkan oleh nyamuk Culex, penyakit demam berdarah (Dangue
Haemorrhagic Fever) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, dan penyakit malaria yang disebabkan oleh suatu
protozoa Plasmodium sp yang
ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp.(Sudrajat.P,
2009).
Upaya pencegahan melalui pencegahan pengendalian
nyamuk sebagai vector kini sudah sudah banyak dilakukan. Bahkan sudah banyak
produk-produk anti nyamuk yang beredar dipasaran. Produk-produk anti nyamuk
berupa obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, obat nyamuk elektrik, dan
sediaan lotion anti nyamuk. Produk anti nyamuk tersebut diketahui mengandung
beberapa bahan kimia beracun seperti propoxur dan transfluthrin. Kedua
bahan kimia ini menyebabkan berbagai gangguan kesehatan diantaranya berupa
gangguan pernafasan.
Untuk
menghindari berbahayanya senyawa sintesis dari obat nyamuk tersebut, maka yang
harus dilakukan adalah memakai anti nyamuk yang ramah lingkungan dan dapat
mengendalikan vector penyebab penyakit yaitu anti nyamuk yang terdapat di alam/
insektisida alami. Anti nyamuk alami
mudah dibuat dengan kandungan formulasi relatif sederhana dan mudah terurai,
sehingga tidak meninggalkan residu yang berbahaya bagi manusia dan aman digunakan.
Banyak tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai anti nyamuk diantaranya
adalah Nilam (Pogostemon
cablin Benth), sereh wangi (Cymbopogon nardus), sereh dapur (Cymbopogon citratus), kulit kina (Cinnamomum burmanii Bl) ,
daun sirih (Piper betle Linn),
mawar (Rosa damascena), pipermint (Mentha piperita Linn), kemangi (Tanzania opimum), Lemon balm (Melissa Officinalis), Buah, lemon (citrus
limon), Lavender (Lavandula officinalis), Rosemari
(Rosmarinus officinalis), Cedar (Cendrus deodara). Kandungan minyak atsiri pada tanaman
tersebut diduga yang memberikan efek anti nyamuk.
Tujuan
dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui minyak atsiri yang berkhasiat untuk anti nyamuk alami.
TINJAUAN
PUSTAKA
Minyak Atsiri
Minyak
atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga
minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah
menguap. Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang (essential oil, volatile oil)
oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent
tase), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut
dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Istilah esensial dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan
murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama
minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus
disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat,
serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan & Mulyani,
2004). Pada tanaman, minyak atsiri
mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu proses penyerbukan dan menarik beberapa
jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan,
dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman (Sudaryani & Sugiharti, 1998).
Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis
tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode
ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak. Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai
campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H),
dan oksigen (O) (Ketaren, 1985). Minyak atsiri mempunyai sifat-sifat mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir,
berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik
dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri akan mengabsorpsi oksigen dari udara
sehingga akan berubah warna, aroma, dan kekentalan sehingga sifat kimia minyak
atsiri tersebut akan berubah (Ketaren 1985).
Minyak
atsiri telah digunakan untuk berbagai keperluan menjaga kesehatan tubuh.
diantaranya beberapa aktivitas dari minyak atsiri adalah sebagai anti oksidan (Prasetyaningrum, 2012), aromaterapi,
anti bakteri (Prasetyaningrum, 2012),
anti fungi (Djoko Santosa,2003),
anti nyamuk (repelen), bahan dasar pembuatan parfum, kosmetika, bahan penyedap
(flavoring agent) dalam industri makanan dan minuman (Ketaren, 1985).
minyak atsiri dihasilkan dari beberapa tumbuhan seperti tanaman seledri, jeruk,
cananga, sambiloto, zodia, cengkeh dan
lain-lain. Tanaman tersebut memiliki aktivitas dan kadar minyakatsiri yang
berbeda-beda.
Anti Nyamuk Dari Bahan Alam
Anti
nyamuk atau repelan adalah pengusir nyamuk baik terbuat dari bahan kimia atau
bahan alam. Penggunaan anti nyamuk ini bisa mencegah gigitan dari serangga termasuk
nyamuk dan pengganggu serta membasmi
dan membunuh nyamuk-nyamuk. Nyamuk
merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikan,
seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah dan chikungunya. Anti
nyamuk adalah salahsatu aktivitas dari
minyak atsiri. Banyak tanaman yang menghasilhan minyak atsiri sebagai anti
nyamuk. Tumbuhan penghasil minyak atsiri yang beraktivitas sebagai anti nyamuk
serta senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya adalah :
Buah jeruk (Citrus sinensis)
Komponen minyak atsiri buah jeruk
adalah limonene 94%, sitronelal 0,1%, geraniol 0,1%, sinensial 0,02%, neral
0,1%, decanal 0,4%. Minyak atsiri (Cintrus
sinensis) aktif sebagai repellent terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dengan nilai LC50 85,93
ppm. (Tennison S, 2013).
Serai Wangi (Cymbopogon
nardus)
Komponen
terbesar pada minyak atsiri Cymbopogon nardus adalah sitronellal (30,58%).
Minyak atsiri Cymbopogon nardus aktif sebagai reppelent terhadap larva
nyamuk Aedes aegypti dengan nilai LC50
422,30 ppm. (Arwendiyumna A, 2010).
Serai Dapur (Cymbopogon citratus)
Komponen
terbesar pada minyak atsiri Cymbopogon citratus adalah geranial
(42,11%). Minyak atsiri Cymbopogon
citratus aktif sebagai reppelent terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dengan nilai LC50 321,92 ppm. (Arswendiyumna A, 2010).
Kulit Kayu Manis (Cinnamomum
burmannii Bl)
Komponen
penyusun minyak atsiri kulit kayu manis
adalah trans-sinamaldehid sebesar 81,47 % .
Minyak atsiri (Cinnamomum burmannii Bl) mampu menghambat pertubuhan
larva nyamuk Aedes
aegypti
dengan konsentrasi 76,38% sampai 91,83%. (Wijayanti W.A, 2009).
Daun Sirih (Piper betle Linn)
Komponen
minyak atsiri dari
hasil analisis GS-MS adalah 15 komponen yang didominasi 4 komponen yaitu :
4-Allyl phenil acetat (tR = 11,24); Eugenol (2-metoksi-4-(2-prophenil) fenol)
(tR = 11,62); 3- Allyl-6-methoxy phenil acetat (tR = 13,42); dan 4-(2-
prophenyl)-phenol atau kavikol (tR = 9,96). Uji aktivitas larvasida terhadap nyamuk
Aedes aegypti menunjukkan hasil positif (toksik) dengan LC50 = 309,03
ppm. (Parwata M.O.A, 2011).
Mawar (Rosa damascena)
Komponen
minyak atsiri mawar diantaranya adalah geraniol dan linalool.
Aktivitas minyak mawar yaitu repellent pada nyamuk Culex sp pada konsentrasi 6,25-25%. (Baskoro A.D, 2010).
Lemon balm (Melissa Officinalis)
Komponen minyak atsiri Lemon balm adalah geraniol
56%, limonene 43%. memiliki aktivitas repellent terhadap nyamuk Anopheles
stephensi dengan konsentrasi 92.67 %. (Oshadhi M.A, 2003).
Buah lemon (citrus limon)
Kandungan minyak atsiri Buah lemon adalah limonene
sebesar 70%. memiliki aktivitas
repellent terhadap nyamuk Anopheles
stephensi dengan konsentrasi 92.70 %.
(Oshadhi M.A, 2003).
Lavender (Lavandula officinalis)
Kandungan minyak atsiri Lavender adalah geranil
asetat 2,14%, limonene 1,06%, p-cymene 0,3%. Minyak atsiri (Lavandula officinalis) memiliki akitivitas
repellent terhadap nyamuk Anopheles
Stephensi dengan konsentrasi 97,16 %. (Shooshtari M.B, 2008).
Rosemari (Rosmarinus
officinalis)
Kandungan minyak atsiri
Rosemari adalah sitronelal 57%. Minyak atsiri Rosmarinus officinalis memiliki
aktivitas repellent terhadap nyamuk Anopheles Stephensi dengan
konsentrasi 91,63 %. (Shooshtari M.B, 2007).
Selasih (Ocimum basilicum)
Kandungan minyak atsiri Selasih adalah sinensial
0,02%, linalool 0,5%. Minyak atsiri Ocimum
basilicum memiliki aktivitas repellent terhadap nyamuk Anopheles gambiae dan Culex
quinquefasciatus
dengan
konsentrasi 50%. (Baba G, A.O, 2012).
Cedar (Cendrus
deodara)
Menghasilkan
minyaksiri 6,9 %. Komponen minyak atsiri terdiri atas hemachalene 59 %,
cis-atlantone dan alfa atlantone 19%. Cedar berfungsi untuk repellent terhadap
nyamuk Culex quinquefasciantus & edes
aegypti dengan konsentrasi 0,5%-10%. (Makhaik M, 2005).
Kemangi (Ocimum citriodorum)
Komponen minyak atsiri terdiri atas Cineole 6.8 %, terpen 1,7 %, linalool 1,9 %, Eugenol
3.3 %, Camphene 4.8 %, Caryophyllene 6.9 %. Kemangi berfungsi sebagai repellent
terhadap nyamuk C. quinquefasciatus
dengan konsentrasi 63.9 %. (Malebo H.M, 2009).
PEMBAHASAN
Tanaman-tanaman sebagai repellen / penolak nyamuk
memiliki kandungan kimia dan konsentrasi
yang berbeda-beda. Masing-masing tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
Tergantung dari banyaknya kosentrasi dan senyawa aktif. Aktivitas repellent adalah sebagai penolak,
pengusir dan pencegah datangnya nyamuk karena tanama-tanaman tersebut
mengeluarkan aroma yang tajam yang tidak disukai nyamuk sehingga nyamuk
menghindar.
Pencegah
datangnya gangguan nyamuk adalah menggunakan repellent. Penggunaan repellent merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menghindari gigitan nyamuk dan mengendalikan populasi vektor atau nyamuk.
Konsentrasi sebagai repellent dari tiap tanaman
berbeda-beda karena sifat repellent dipengaruhi oleh
beberapa faktor pendukung antara lain: jenis spesies yang menggigit, kepadatan
populasi vektor, umur pengguna repelan, jenis kelamin, tingkat aktivitas,
kelembaban, dan hembusan angin dan paparan air.
Dari aktivitas tanaman-tanaman diatas telah terbukti
bahwa tanaman tersebut memiliki aktivitas sebagai penolak nyamuk atau repellent.
Tanaman sebagai repellent/penolak nyamuk diantaranya adalah mawar (Rosa damascena) dengan komponen
utamanya adalah geraniol; lemon balm (Melissa
Officinalis) dengan komponen utamanya adalah geraniol 56% dan limonene 43%; buah
lemon (Cintrus limon) dengan komponen utamanya adalah limonene 70%; lavender
(Lavandula officinalis)
dengan komponen utamanya adalah geranil asetat 2,14%, limonene 1,06%; rosemary
(Rosmarinus officinalis) dengan komponen utamanya adalah sitronelal 1,3%; selasih (Ocimum
basilicum) dengan komponen
utamanya adalah sinensial 0,02%, linalool 0,5%; kemangi (Tanzania
opimum) dengan komponen
utamanya adalah cineole 6,8%,
terpen 1,7%, linalool 1,9%, eugenol 3,3%, camphene 4,8%, caryphyllene 6,9%; cedar (Cendrus deodara) dengan
komponen utamanya adalah hemachalene 59 %, cis-atlantone dan alfa atlantone
19%.
Namun ada juga tanaman yang beraktivitas pada larva
nyamuk. Tanaman tersebut menghambat pertumbuhan larva sehingga nyamuk tidak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan nyamuk terhambat. Tanaman yang
beraktivitas pada larva nyamuk diantaranya adalah Buah
jeruk (Citrus
sinensis) komponen minyak atsiri buah jeruk adalah limonene 94%, sitronelal
0,1%, geraniol 0,1%, sinensial 0,02%, neral 0,1%, decanal 0,4%; Serai Wangi (Cymbopogon nardus) komponen
utamanya adalah adalah sitronellal 30,58%; Serai Dapur (Cymbopogon citratus) komponen utamanya adalah geranial
42,11%; Kulit Kayu Manis (Cinnamomum
burmannii Bl) komponen utamanya
adalah transsinamaldehid 81,47%; Daun Sirih (Piper betle Linn) komponen utamanya adalah phenil
acetat, Eugenol, phenil acetat dan phenol atau kavikol.
Meskipun tanaman tersebut memiliki komponen utama
yang berbeda-beda tapi komponen tersebut bersifat sebagai repellent/penolak
nyamuk dan beraktivitas pada larva nyamuk.
KESIMPULAN
Minyak
atsiri yang beraktivitas terhadap larva nyamuk ditujukan oleh Buah jeruk (Citrus sinensis)
(LC50 85,93 ppm), minyak serai wangi (Cymbopogon
nardus) (LC50 422,30 ppm), serai dapur (Cymbopogon citratus) (LC50 321,92 ppm), daun sirih (Piper betle Linn) (LC50 309,03%)
dan kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii
Bl)(76,38%- 91,83%).
Aktivitas
repellent ditujukan oleh minyak atsiri lemon balm (Melissa officinalis) (92,67%), buah lemon (Citrus limon) (92,70%), rosemary (Rosmarinus officinalis) (91,63%), selasih (Ocmum basilicum), kemangi (Tanzania opimum) (63,9%), cedar (Cendrus deodera) (0,5%-10%), mawar (Rosa damascena) (6,25%-25%) dan lavender (Lavandula officinalis) (97,16%).
DAFTAR
PUSTAKA
Arswendiyumna A, (2010). Minyak atsiri dari daun dan batang tanaman
dua spesies genus cymbopogon, family graminae sebagai insektisida alami dan
antibakteri. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam.
Baba G, Lawal, AO, dan Hauwa B. Shariff., (2012), Mosquito Repellent Activity and Phytochemical
Characterization of Essential Oils From Striga hermonthica, Hyptis spicigera
and Ocimum basilicum Leaf Extracts., British Journal of Pharmacology and Toxicology 3(2): 43-48.
Baskoro, A.D.,
(2010) Uji Potensi Repellent Minyak Mawar (Rosa damascena) sebagai Repellent
terhadap Culex sp. pada Tikus (Rattus Norvegicus) Strain Wistar. Laporan penelitian laboratorium Parasitologi FKUB.
Gunawan, D., Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penebar Swadaya, Jakarta.
Halimah, D.P.P. 2011. Minyak atsiri dari tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Melalui
metode permentasi dan hidrodistilasi serta uji bioaktivitasnya. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Hamisi. M, (2013). Repellence
effectiveness of essential oils from some
Huda, A.H., (2004). Selayang Pandang Penyakit-Penyakit yang
Ditularkan oleh Nyamuk Di Provinsi Jawa Timur tahun 2004.
Ketaren , S dan B. Djatmiko. (1878).
Minyak atsiri Bersumber dari Daun, Departemen.
Makhaik. M, Naik., S.N, Tewary., D..K, (2004), evaluation of
anti-musquito properties of essential oil. Journal
of scientific & industrial research. Vol : 64, Febuary 2005, pp 129-133.
Oshaghi1,M.A.,
Ghalandari, R., Vatandoost H., (2003). Repellent Effect of Extracts and
Essential Oils of Citrus limon (Rutaceae) and Melissa officinalis (Labiatae)
Against Main Malaria Vector, Anopheles stephensi (Diptera:
Culicidae). Journal Iranian J Publ Health, Vol. 32, No. 4,
pp.47-52.
Parwata, I.O, Santi, S.R, Sulaksana,I.,
(2011). Aktivitas larvasida minyak atsiri pada daun sirih (Piper bttle Linn
) terhadap larva nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal kimia 5 (1) januari 2011 : 88-93
Prasetyaningrum, 2012. Penggunaan minyak atsiri
sebagai antioksidan. Laboratorium Kimia organic. Fakultas Farmasi.
Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue edisi kedua. Airlangga
University Press. Surabaya.
Sudrajat P, (2010). Penelitian
minyak atsiri dari tanaman obat Indonesia sebagai anti nyamuk. Laporan
penelitian, Jurusan Farmasi. Bandung.
Tanzanian Ocimum and Hyptis plant
species against afro-tropical vectors of malaria and lymphatic filariasis. Journal of Medicinal Plants
Research Vol. 7(11), pp. 653-660.
Tennyson, S., D. Arul
Samraj, D. Jeyasundar and Keduokhrienuo Chalieu (2013). Larvicidal
Efficacy of Plant Oils Against the Dengue Vector Aedes aegypti (L.) (Diptera: Culicidae). Middle-East
Journal of Scientific Research 13 (1): 64-68, 2013.
Wijayanti, W.A. minyak
atsiri dari kulit batang Cinnamomum burmannii (Kayu Manis) dari family Lauraceae sebagai
insektisida alami, anti bakteri, dan anti oksidan. Laboratorium Kimia Organik. Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Penelitian Farmasi
Indonesia 1(1), September 2012: 24-29. Deanpasar. Jurnal kimia 5 (1), Januari 2011
: 88-93 88.