Senin, 26 Agustus 2013



TINJAUAN PUSTAKA
MINYAK ATSIRI YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTI NYAMUK
Sarah Siti Maryam (21101075), pembimbing Lia  Marliani,. M.Si., Apt


ABSTRAK
Kata kunci : minyak atsiri, tanaman aktivitas anti nyamuk,

ABSTRAK
Diseases which caused by mosquitoes is increasing from year to year. Indonesia is a tropical country which is good for the growth of mosquitoes. Disease which transmitted by Aedes aegypti and Culex mosquitoes, such as malaria, dengue fever is increasing. Therefore, to prevent further transmission should be prevented from the source of diseases which mosquitoes as vectors. Many essential oil that have  larvae activity are citrus oil (Citrus sinensis) (LC50 85.93 ppm), citronella oil (Cymbopogon nardus) (LC50 422.30 ppm), lemon grass oil (Cymbopogon citratus) (LC50 321.92 ppm ), betle oil (Piper betle Linn) (LC50 309.03%) and cinnamon oil (Cinnamomum burmanii Bl) (76.38% - 91.83%). Essential oil by the repellent activity are lemon balm oil (Melissa officinalis) (92.67%), lemon oil (Citrus limon) (92.70%), basil oil (Ocimum citriodorum) (63.9%), rosemary oil (Rosmarinus officinalis) (91.63%), cedar oil (Cendrus deodera) (0.5% -10%), rose oil (Rosa damascena) (6.25% -25%), lavender oil (Lavandula officinalis) (97 , 16%),  and basil oil (Ocmum basilicum),
Key word : Essential oil, plant mosquito repellent activity



PENDAHULUAN

Negara tropis dalam beberapa hal memiliki keuntungan, karena sinar matahari yang dapat kita nikmati sepanjang hari dan hutan hujan tropis yang kaya akan flora fauna, namun iklim yang hangat ini juga menjadi masalah tersendiri karena menjadi endemik penyakit tertentu.
Kejadian penyakit yang disebarkan oleh nyamuk semakin meningkat, termasuk di Indonesia yang mempunyai iklim tropis, karena daerah beriklim tropis merupakan tempat yang cocok untuk nyamuk berkembang-biak. Nyamuk dapat menjadi vector dari beberapa jenis penyakit berbahaya bahkan mematikan diantaranya adalah Filariasis (elephantiasis) yang disebabkan oleh cacing Wucherereria barnchofti atau Wuchereria malayi yang larvanya ditularkan oleh nyamuk Culex, penyakit demam berdarah (Dangue Haemorrhagic Fever) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, dan penyakit malaria yang disebabkan oleh suatu protozoa Plasmodium sp yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp.(Sudrajat.P, 2009).
Upaya pencegahan melalui pencegahan pengendalian nyamuk sebagai vector kini sudah sudah banyak dilakukan. Bahkan sudah banyak produk-produk anti nyamuk yang beredar dipasaran. Produk-produk anti nyamuk berupa obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, obat nyamuk elektrik, dan sediaan lotion anti nyamuk. Produk anti nyamuk tersebut diketahui mengandung beberapa bahan kimia beracun seperti propoxur dan transfluthrin. Kedua bahan kimia ini menyebabkan berbagai gangguan kesehatan diantaranya berupa gangguan pernafasan.

Untuk menghindari berbahayanya senyawa sintesis dari obat nyamuk tersebut, maka yang harus dilakukan adalah memakai anti nyamuk yang ramah lingkungan dan dapat mengendalikan vector penyebab penyakit yaitu anti nyamuk yang terdapat di alam/ insektisida alami.   Anti nyamuk alami mudah dibuat dengan kandungan formulasi relatif sederhana dan mudah terurai, sehingga tidak meninggalkan residu yang berbahaya bagi manusia dan aman digunakan. Banyak tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai anti nyamuk diantaranya adalah  Nilam (Pogostemon cablin Benth),  sereh wangi (Cymbopogon nardus), sereh dapur (Cymbopogon citratus), kulit kina (Cinnamomum burmanii Bl) , daun sirih (Piper betle Linn), mawar (Rosa damascena), pipermint (Mentha piperita Linn), kemangi (Tanzania opimum), Lemon balm (Melissa Officinalis), Buah, lemon (citrus limon), Lavender (Lavandula officinalis), Rosemari (Rosmarinus officinalis), Cedar (Cendrus deodara).  Kandungan minyak atsiri pada tanaman tersebut diduga yang memberikan efek anti nyamuk.
Tujuan dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui minyak atsiri yang berkhasiat untuk anti nyamuk alami.






TINJAUAN PUSTAKA
Minyak Atsiri
            Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent tase), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan & Mulyani, 2004).  Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman (Sudaryani & Sugiharti, 1998). Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak.  Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O) (Ketaren, 1985). Minyak atsiri mempunyai sifat-sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri akan mengabsorpsi oksigen dari udara sehingga akan berubah warna, aroma, dan kekentalan sehingga sifat kimia minyak atsiri tersebut akan berubah (Ketaren 1985).
Minyak atsiri telah digunakan untuk berbagai keperluan menjaga kesehatan tubuh. diantaranya beberapa aktivitas dari minyak atsiri adalah sebagai anti oksidan (Prasetyaningrum, 2012), aromaterapi, anti bakteri (Prasetyaningrum, 2012), anti fungi (Djoko Santosa,2003), anti nyamuk (repelen), bahan dasar pembuatan parfum, kosmetika, bahan penyedap (flavoring agent) dalam industri makanan dan minuman (Ketaren, 1985). minyak atsiri dihasilkan dari beberapa tumbuhan seperti tanaman seledri, jeruk, cananga,  sambiloto, zodia, cengkeh dan lain-lain. Tanaman tersebut memiliki aktivitas dan kadar minyakatsiri yang berbeda-beda.

Anti Nyamuk Dari Bahan Alam
Anti nyamuk atau repelan adalah pengusir nyamuk baik terbuat dari bahan kimia atau bahan alam. Penggunaan anti nyamuk ini bisa mencegah gigitan dari serangga termasuk nyamuk dan pengganggu  serta membasmi dan  membunuh nyamuk-nyamuk. Nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikan, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah dan chikungunya.  Anti nyamuk  adalah salahsatu aktivitas dari minyak atsiri. Banyak tanaman yang menghasilhan minyak atsiri sebagai anti nyamuk. Tumbuhan penghasil minyak atsiri yang beraktivitas sebagai anti nyamuk serta senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya  adalah :  

Buah jeruk (Citrus sinensis)
            Komponen minyak atsiri buah jeruk adalah limonene 94%, sitronelal 0,1%, geraniol 0,1%, sinensial 0,02%, neral 0,1%, decanal 0,4%. Minyak atsiri (Cintrus sinensis) aktif sebagai repellent terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dengan nilai LC50 85,93 ppm. (Tennison S, 2013).
Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
Komponen terbesar pada minyak atsiri Cymbopogon nardus adalah sitronellal (30,58%). Minyak atsiri Cymbopogon nardus aktif sebagai reppelent terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dengan nilai LC50 422,30 ppm. (Arwendiyumna A, 2010).
Serai Dapur (Cymbopogon citratus)
Komponen terbesar pada minyak atsiri Cymbopogon citratus adalah geranial (42,11%). Minyak atsiri  Cymbopogon citratus aktif sebagai reppelent terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dengan nilai LC50 321,92 ppm. (Arswendiyumna A, 2010).
Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Bl)
Komponen penyusun minyak atsiri kulit kayu manis  adalah trans-sinamaldehid sebesar 81,47 % .
Minyak atsiri (Cinnamomum burmannii Bl)  mampu menghambat pertubuhan larva nyamuk Aedes aegypti dengan konsentrasi 76,38% sampai 91,83%. (Wijayanti W.A, 2009).
Daun Sirih (Piper betle Linn)
            Komponen minyak atsiri dari hasil analisis GS-MS adalah 15 komponen yang didominasi 4 komponen yaitu : 4-Allyl phenil acetat (tR = 11,24); Eugenol (2-metoksi-4-(2-prophenil) fenol) (tR = 11,62); 3- Allyl-6-methoxy phenil acetat (tR = 13,42); dan 4-(2- prophenyl)-phenol atau kavikol (tR = 9,96). Uji aktivitas larvasida terhadap nyamuk Aedes aegypti menunjukkan hasil positif (toksik) dengan LC50 = 309,03 ppm. (Parwata M.O.A, 2011).
Mawar (Rosa damascena)
Komponen minyak atsiri mawar diantaranya adalah geraniol dan linalool. Aktivitas minyak mawar yaitu repellent pada nyamuk Culex sp pada konsentrasi 6,25-25%. (Baskoro A.D, 2010).
Lemon balm (Melissa Officinalis)
Komponen minyak atsiri Lemon balm adalah geraniol 56%, limonene 43%. memiliki aktivitas repellent terhadap nyamuk Anopheles stephensi dengan konsentrasi 92.67 %. (Oshadhi M.A, 2003).
Buah lemon (citrus limon)
Kandungan minyak atsiri Buah lemon adalah limonene sebesar 70%.  memiliki aktivitas repellent terhadap nyamuk Anopheles stephensi dengan konsentrasi 92.70 %. (Oshadhi M.A, 2003).
Lavender (Lavandula officinalis)
Kandungan minyak atsiri Lavender adalah geranil asetat 2,14%, limonene 1,06%, p-cymene 0,3%. Minyak atsiri (Lavandula officinalis) memiliki akitivitas repellent terhadap nyamuk  Anopheles Stephensi dengan konsentrasi 97,16 %. (Shooshtari M.B, 2008).
Rosemari (Rosmarinus officinalis)
Kandungan minyak atsiri Rosemari adalah sitronelal 57%. Minyak atsiri Rosmarinus officinalis memiliki aktivitas repellent terhadap nyamuk Anopheles Stephensi dengan konsentrasi 91,63 %. (Shooshtari M.B, 2007).
Selasih (Ocimum basilicum)
Kandungan minyak atsiri Selasih adalah sinensial 0,02%, linalool 0,5%.  Minyak atsiri Ocimum basilicum memiliki aktivitas repellent terhadap nyamuk Anopheles gambiae dan Culex quinquefasciatus dengan konsentrasi 50%. (Baba G, A.O, 2012).
Cedar (Cendrus deodara)
Menghasilkan minyaksiri 6,9 %. Komponen minyak atsiri terdiri atas hemachalene 59 %, cis-atlantone dan alfa atlantone 19%. Cedar berfungsi untuk repellent terhadap nyamuk Culex quinquefasciantus & edes aegypti dengan konsentrasi 0,5%-10%. (Makhaik M, 2005).
Kemangi (Ocimum citriodorum)
Komponen minyak atsiri terdiri atas  Cineole 6.8 %, terpen 1,7 %, linalool 1,9 %, Eugenol 3.3 %, Camphene 4.8 %, Caryophyllene 6.9 %. Kemangi berfungsi sebagai repellent terhadap nyamuk C. quinquefasciatus dengan konsentrasi 63.9 %. (Malebo H.M, 2009).

PEMBAHASAN
Tanaman-tanaman sebagai repellen / penolak nyamuk memiliki  kandungan kimia dan konsentrasi yang berbeda-beda. Masing-masing tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Tergantung dari banyaknya kosentrasi dan senyawa aktif.  Aktivitas repellent adalah sebagai penolak, pengusir dan pencegah datangnya nyamuk karena tanama-tanaman tersebut mengeluarkan aroma yang tajam yang tidak disukai nyamuk sehingga nyamuk menghindar.
Pencegah datangnya gangguan nyamuk adalah menggunakan repellent. Penggunaan repellent merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghindari gigitan nyamuk dan mengendalikan populasi vektor atau nyamuk.
Konsentrasi sebagai repellent dari tiap tanaman berbeda-beda karena sifat repellent dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung antara lain: jenis spesies yang menggigit, kepadatan populasi vektor, umur pengguna repelan, jenis kelamin, tingkat aktivitas, kelembaban, dan hembusan angin dan paparan air.
Dari aktivitas tanaman-tanaman diatas telah terbukti bahwa tanaman tersebut memiliki aktivitas sebagai penolak nyamuk atau repellent. Tanaman sebagai repellent/penolak nyamuk diantaranya adalah mawar (Rosa damascena) dengan komponen utamanya adalah geraniol; lemon balm (Melissa Officinalis) dengan komponen utamanya adalah geraniol 56% dan limonene 43%; buah lemon (Cintrus limon) dengan komponen utamanya adalah limonene 70%; lavender (Lavandula officinalis) dengan komponen utamanya adalah geranil asetat 2,14%, limonene 1,06%; rosemary (Rosmarinus officinalis) dengan komponen utamanya adalah sitronelal 1,3%; selasih (Ocimum basilicum) dengan komponen utamanya adalah sinensial 0,02%, linalool 0,5%; kemangi (Tanzania opimum) dengan komponen utamanya adalah cineole 6,8%, terpen 1,7%, linalool 1,9%, eugenol 3,3%, camphene 4,8%, caryphyllene 6,9%; cedar (Cendrus deodara) dengan komponen utamanya adalah hemachalene 59 %, cis-atlantone dan alfa atlantone 19%.
Namun ada juga tanaman yang beraktivitas pada larva nyamuk. Tanaman tersebut menghambat pertumbuhan larva sehingga nyamuk tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan nyamuk terhambat. Tanaman yang beraktivitas pada larva nyamuk diantaranya adalah Buah jeruk (Citrus sinensis) komponen minyak atsiri buah jeruk adalah limonene 94%, sitronelal 0,1%, geraniol 0,1%, sinensial 0,02%, neral 0,1%, decanal 0,4%; Serai Wangi (Cymbopogon nardus) komponen utamanya adalah adalah sitronellal 30,58%; Serai Dapur (Cymbopogon citratus) komponen utamanya adalah geranial 42,11%; Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Bl) komponen utamanya adalah transsinamaldehid 81,47%; Daun Sirih (Piper betle Linn) komponen utamanya adalah phenil acetat, Eugenol, phenil acetat dan phenol atau kavikol.
Meskipun tanaman tersebut memiliki komponen utama yang berbeda-beda tapi komponen tersebut bersifat sebagai repellent/penolak nyamuk dan beraktivitas pada larva nyamuk.

KESIMPULAN
Minyak atsiri yang beraktivitas terhadap larva nyamuk ditujukan oleh Buah jeruk (Citrus sinensis) (LC50 85,93 ppm), minyak serai wangi  (Cymbopogon nardus) (LC50 422,30 ppm), serai dapur (Cymbopogon citratus) (LC50 321,92 ppm), daun sirih (Piper betle Linn) (LC50 309,03%) dan kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii Bl)(76,38%- 91,83%).
Aktivitas repellent ditujukan oleh minyak atsiri lemon balm (Melissa officinalis) (92,67%), buah lemon (Citrus limon) (92,70%), rosemary (Rosmarinus officinalis) (91,63%), selasih (Ocmum basilicum), kemangi (Tanzania opimum) (63,9%), cedar (Cendrus deodera) (0,5%-10%), mawar (Rosa damascena) (6,25%-25%) dan lavender (Lavandula officinalis) (97,16%).
DAFTAR PUSTAKA
Arswendiyumna A, (2010). Minyak atsiri dari daun dan batang tanaman dua spesies genus cymbopogon, family graminae sebagai insektisida alami dan antibakteri. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam.
Baba G, Lawal, AO, dan Hauwa B. Shariff., (2012), Mosquito Repellent Activity and Phytochemical Characterization of Essential Oils From Striga hermonthica, Hyptis spicigera and Ocimum basilicum Leaf Extracts., British Journal of Pharmacology and Toxicology 3(2): 43-48.
Baskoro, A.D., (2010) Uji Potensi Repellent Minyak Mawar (Rosa damascena) sebagai Repellent terhadap Culex sp. pada Tikus (Rattus Norvegicus) Strain Wistar. Laporan penelitian laboratorium Parasitologi FKUB.
Gunawan, D., Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penebar Swadaya, Jakarta.
Halimah, D.P.P. 2011. Minyak atsiri dari tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Melalui metode permentasi dan hidrodistilasi serta uji bioaktivitasnya. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Hamisi. M, (2013). Repellence effectiveness of essential oils from some
Huda, A.H., (2004). Selayang Pandang Penyakit-Penyakit yang Ditularkan oleh Nyamuk Di Provinsi Jawa Timur tahun 2004.
Ketaren , S dan B. Djatmiko. (1878). Minyak atsiri Bersumber dari Daun, Departemen.
Makhaik. M, Naik., S.N, Tewary., D..K, (2004), evaluation of anti-musquito properties of essential oil. Journal of scientific & industrial research. Vol : 64, Febuary 2005, pp 129-133.
Oshaghi1,M.A., Ghalandari, R., Vatandoost H., (2003).  Repellent Effect of Extracts and Essential Oils of Citrus limon (Rutaceae) and Melissa officinalis (Labiatae) Against Main Malaria Vector, Anopheles stephensi (Diptera: Culicidae). Journal Iranian J Publ Health, Vol. 32, No. 4, pp.47-52.
Parwata, I.O, Santi, S.R, Sulaksana,I., (2011). Aktivitas larvasida minyak atsiri pada daun sirih (Piper bttle Linn ) terhadap larva nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal kimia 5 (1) januari 2011 : 88-93  
Prasetyaningrum, 2012. Penggunaan minyak atsiri sebagai antioksidan. Laboratorium Kimia organic. Fakultas Farmasi.
Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue edisi kedua. Airlangga University Press. Surabaya.
Sudrajat P, (2010). Penelitian minyak atsiri dari tanaman obat Indonesia sebagai anti nyamuk. Laporan penelitian, Jurusan Farmasi. Bandung.
Tanzanian Ocimum and Hyptis plant species against afro-tropical vectors of malaria and lymphatic filariasis. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 7(11), pp. 653-660.
Tennyson, S., D. Arul Samraj, D. Jeyasundar and Keduokhrienuo Chalieu (2013). Larvicidal Efficacy of Plant Oils Against the Dengue Vector Aedes aegypti (L.) (Diptera: Culicidae). Middle-East Journal of Scientific Research 13 (1): 64-68, 2013.

Wijayanti, W.A. minyak atsiri dari kulit batang Cinnamomum burmannii (Kayu Manis) dari family Lauraceae sebagai insektisida alami, anti bakteri, dan anti oksidan. Laboratorium Kimia Organik. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 1(1), September 2012: 24-29. Deanpasar. Jurnal kimia 5 (1), Januari  2011 : 88-93 88.